Kerinduan Hati Seorang Ayah ~ Halo Wanita. Hujan sepertinya enggan berhenti malam hari ini. Ia masih setia menemani seseorang yang lagi rindu pada keluarganya yang nun jauh di sana. Rasa dingin menyelimuti tubuhnya yang sudah berusia 40-an. Terbayang ketika cuti lebaran bulan kemarin ia masih bersama dengan kedua anaknya yang masih lucu-lucu. Ada rasa bangga ketika ia dipanggil manja dengan sebutan "Ayah". Bahkan ia tidak mengeluh ketika sang kakak naik di atas pundaknya untuk bermain-main dengan sang adik. Akh...terlalu indah untuk cuma dikenang. "Andai di sini sudah tersedia jaringan telpon, pasti sudah sejak tadi ku telpon mereka. Rinduku pada mereka sepertinya mau meledak bagaikan bom Bali", keluhanya dalam hati. Dikeluarkannya selembar foto dari dompet pemberian isterinya sewaktu ulang tahunnya yang ke 35 tahun. Disitu nampak dua orang gadis berumur antara sepuluh-belasan tahunan. Dipandangnya dengan pandangan nanar yang sarat dengan rindu. Tak terasa ada air yang jatuh dari matanya. "Sabar ya Nak, ayah akan pulang empat bulan lagi" gumannya dalam hati....
Suara jangkrik dan kodok seperti sudah sangat akrap menemani keseharian tidurnya. Hujan masih setia menemani bapak tua yang sekarang terlelap dalam tidurnya. Ia tertidur di dalam sebuah camp dalam hutan belantara rimba Papua. Ia berharap sebelum tidur tadi agar dapat betemu dalam mimpi dengan kedua puterinya yang masih lucu-lcu tersebut. Ia tidak meminta emas kepada Tuhannya saat ini. Yang bapak itu minta adalah bertemu dan bisa bercengkrama dengan keluarganya Hanya itu. Tidak lebih...
0 komentar:
Posting Komentar